Senin, 22 Oktober 2012

Malem Minggu Bersama Sulis


Tanggal 28 Juli, hari Sabtu, ba’da Tarawih, di Masjid An-Nuur, Pare, Kediri.


       Adzan Isya berkumandang membahana di daerah Pare, Kediri. Panggilan sang Pencipta untuk menghadap pada-Nya telah terdengar jelas di daun telinga setiap insan. Aku teringat sesuatu, kemarin lusa aku membaca subuah brosur. Disitu terpapar informasi bahwa pada tanggal 28 juli, hari Sabtu ba’da Tarawih ada “Kirap Bedug”, acara tour Ramadan dari suatu produk makanan (Wingsfood) yang merupakan bagian dari acara promosi dan iklan. Acara tersebut akan dihadiri oleh Sulis, sang pelantun lagu religi “Ummi” bertempat di halaman Masjid Agung An-Nuur, Pare, Kediri. Segeralah aku bergegas mengajak teman-temanku untuk bergabung bersamaku pergi ke Masjid terbesar di Kabupaten Kediri tersebut. Sayangnya, teman-temanku di camp yang aku ajak tidak ada yang mau ikut. Katanya males, cukup jauh jaraknya. Aih… apa dikata ! Padahal mah cuma sekitar sepuluh menit pakai sepeda ontel. Males mah bilang aja males. Ya sudahlah aku pergi saja sendiri.
        Ku ambil sepeda Pixy yang telah aku sewa sekitar dua minggu lalu untuk sebulan lamanya. Tanpa pikir pajang aku langsung bergegas ambil peci dan langsung ku ayuh sepeda membelah Jalanan dengan kecepatan sedang. Aku berangkat dari ‘Saigon Camp’, nama camp tempat kursusku. Dari Jalan Dahlia lurus ke selatan, kemudian sampai di Jalan Brawijaya belok ke timur lurus terus dan kemudian belok ke utara masuk ke Jalan Anggrek lurus terus sampai perempatan lampu lalulintas. Dari situ sudah terlihat bangunan besar nan megah Masjid Agung An-Nuur. Aku melanjutkan perjalananku menuju Masjid. Aku shalat Tarawih di sana. Setelah shalat Tarawih aku keluar dari Masjid dan berjumpa dengan Farhan, teman baru dari UIN Jakarta yang ikut kursus di lembaga kursus bahasa Arab. Aku dan Farhan bersama-sama berkeliling Masjid memecah keramaian orang yang berlalu-lalang. Halaman Masjid yang sangat luas itu mulai penuh dipadati orang-orang yang ingin menyaksikan acara puncak kirap bedug Wisngsfood dengan Sulis sebagai bintang tamunya. Aku dan Farhan menyempatkan diri untuk berjalan mengelilingi stan-stan yang ada di sana. Disana ada banyak stan yang menjual produk-produk Wingsfood (maaf dari tadi nyebutin merk, tapi ini bukan iklan ya)  seperti kecap, saos, kopi instan, mi instan, minuman rasa, dan lain sebagainya. Farhan menraktirku kopi hitam.
       Malam ke delapan (ikut pemerintah) bulan suci Ramadhan itu nampak kemilau cahaya lampu-lampu menyinari sudut-sudut halaman masjid yang sangat luas. Panggung tanggung berdiri kokoh di bagian tertinggi dari halaman Masjid. Tepi kolam yang terhampar luas di tengah halaman Masjid itu penuh dengan orang. Mulai dari anak-anak sampai yang tua ada semua. Ada anak-anak yang saling kejar-kejaran satu sama lain dan membawa makanan ringan. Ada banyak orang yang berdatangan dengan keluarga, dengan teman-teman sebaya, dengan teman-teman baru di lembaga kursus tempat mereka belajar, dengan lawan jenis (aku tidak tahu muhrim atau bukan), dan ada juga banyak dari mereka adalah gadis-gadis dan para jejaka yang lalu-lalang tebar pesona. Maklum saja kalau banyak dari mereka adalah para gadis dan jejaka, karena saat ini adalah musim liburan untuk mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi di Indonesia. Jadi, banyak dari pendatang yang hampir memenuhi English Village di Pare saat ini adalah para mahasiswa dan para mahasiswi yang datang dari seluruh penjuru negeri, dari Sabang sampai Merauke untuk kursus bahasa Inggris dan lain sebagainya.
        Malam puncak acara kirap bedug itu dimulai dari usai shalat Tarawih dan berakhir sekitar jam sepuluh lebih dua puluh menit. Acara berlangsung cukup tertib, meskipun diantara para pemuda yang bediri di bagian paling depan dari panggung saling berebut bersalaman dengan Sulis dan mereka susah dibilangin. Bahkan sempat Sulis bilang ke mereka: “salamannya nanti aja yaa kalau udah selesai.” (sambil melempar-lempar senyum legitnya yang nggak nahan itu lhoo ^^). Maklum saja, sejak pertama dia mulai naik panggung para pemuda itu sudah berjejal berebut salaman dengannya. Ia menyalami para pemuda yang sedari awal sudah melambai-lambaikan tangan menengadah mengemis salaman dengan Sulis. Bahkan, beberapa balita yang terlihat masih sangat polos sengaja dinaikkan orang tua mereka ke panggung saat Sulis sedang bersenandung hanya untuk melihat putra-putri mereka bisa bersalaman dengan Sulis (wah, ada-ada aja ni papa-mamanya, hehe). Mungkin Sulis merasa capek kalau harus bersalaman dari awal hingga akhir acara, karena ia adalah satu-satunya bintang tamu dan harus membawakan lagu-lagu dari awal hingga akhir sendirian. Akan tetapi sekali lagi, aku pikir acara tersebut tergolong tertib.
        Mereka para penonton larut dalam lantunan lagu-lagu religi yang dibawakan Sulis. Lagu-lagunya yang dari kecil sampai sekarang aku pun masih suka itu begitu nikmat didengarkan. Kalau aku tidak salah, ia membawakan delapan lagu yang terdiri dari lagu-lagu hits dan lagu-lagu terbarunya. Ia menyanyikan dengan sangat indah. Suaranya mendayu-dayu mengalunkan lagu-lagu yang menyentuh kalbu. Aku dan para penonton lainnya dibawa hanyut kedalam atmosfer religiusme yang mendalam. Saat lagu berjudul “Ummi” dialunkan dengan penuh hitmat dan syahdu, saat itulah saat dimana jiwa setiap penonton mulai tergelitik mengingat sosok seorang ibu. Ibu adalah seorang yang sangat berjasa dalam hidup ini. Saat kita jauh berada di luar kampung halaman, ibu adalah sosok yang senantiasa bangun di sepertiga malamnya untuk bermunajat kepada Sang Pelindung mendoakan kita semua agar Sang Pelindung selalu melindungi kita. Lagu terebut mampu menggugah hati para penonton yang sedari tadi ikut tenggelam dibawa hanyut oleh Sulis kedalam ingatan tentang sosok seorang ibu. Aku dan para penonton melambai-lambaikan tangan ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan syahdu lagu itu dan ikut menyanyi bersama Sulis dengan hati yang haru bercampur sendu mengingat kelakuan terhadap ibu. Sampai saat ini masih senang menyusahkan ibu, sering membuat ibu resah. Ibu, maafkan anakmu, rasa-rasanya tidak akan mungkin bisa membalas semua jasa-jasamu. Semoga Allah S.w.t. selalu memberkahimu….  Amin.. :(  :)  (ibu, aku kangen...  maafin aku )
        Uh, emmmang yah… “siswanto”, e salah ding ! “sesuatu…” hehe.. Alhamdulillah ya, ini pengalaman yang cukup berkesan bagiku di ‘Kampung Kursus’ atau ‘Kampung Inggris’ ini. (lebay..) biarinlah, nggak apa-apa daripada nggak punya pengalaman, hayoo mau ngomong apa ?!  Acara selesai sampai disini. Sebenernya aku ingin sekali photo-photo bareng Sulis, tapi karena yang antre buanyak banget ya aku langsung balik aja ke camp. Selain itu juga emang kamera digitalku tertinggal di camp dan ponselku low batteray (hehe.. dodol ! ). Mau tau kisahku di English Village selanjutnya?? (hehe.. sok selebritis) nantikan kisahku selanjutnya disini! Jangan kemana-mana, tetap di…. Ipung Tok Tok’s Note… ! haha..   bye bye…. (sambil nglambaiin tangan)  J J J

2 komentar:

  1. Punk... gak ke pare lagi antum? :-) kunjungi balik Blogku, okey... http://telagainspirasiku.blogspot.com

    BalasHapus
  2. ok adib.... follow ya... makasih udah berkunjung... wah ane nggak bisa sob... nggak ada waktunya..

    BalasHapus